Wednesday, March 25, 2009

ilmu....

Hidup ini ibarat padi dan rumput...
klu tanam padi rumput psti akn tmbuh skly...
klu tanam rumput mana mungkin padi tmbuh skly...
begitu jua lah...
sekiranya kita kejar akhirat dunia pun kita dpt...
klu kita kejar dunia akhirt xkan dpt...

Ilmu akhirat wajib di pelajari,
Bekalan untuk bertemu Ilahi,
Ilmu duniawi boleh di cari,
Bekalan untuk hidup berbakti...

^_^

Monday, March 23, 2009

namia10..

manusia...

Menurut al-Khalil ibn Ahmad al-Farahidi,ada 4 jenis manusia iaitu:
Manusia yang tahu,tetapi tidak tahu bahawa dia tahu,itulah orang yang lalai.Oleh itu,berilah mereka peringatan.
Manusia yang tidak tahu dan tidak tahu bahawa dia tahu.Itulah orang yang bodoh dan degil.Oleh itu,tinggalkanlah mereka.
Manusia yang tidak tahu dan tahu bahawa dia tidak tahu.Itulah orang yang jahil.Oleh itu,ajarkanlah mereka.
Manusia yang tahu dan tahu bahawa dia tahu.Itulah orang yang berilmu.Oleh itu,ikutilah mereka.

Rasulullah s.a.w bersabda yang maksudnya:・Tidak sempurna iman seseorang dari kamu sehingga ia suka saudaranya mendapat (kebaikan seperti) apa yang ia sendiri suka mendapatnya. (Riwayat Bukhari dan Muslim)

child abuse...

Basic Parenting Skills

General parenting guidelines

Raising children can be a successful and satisfying experience. Without basic parenting skills, the task is difficult and frustrating.

Children seek love and discipline. Discipline takes the form of structured environment, rules, and boundaries, not just physical punishment and obedience. Love is the complementary behavior to discipline. Both are necessary if you are to be a successful parent. Both are needed to create the correct balance of concern and caring required in raising well-adjusted and happy children. When love and discipline are blended correctly, your child will be mentally healthy, self-assured, responsible, self-controlled, and prepared for their own parenting experience.

Problem teenagers can be more difficult to manage, but social organizations, friends, parents, and other family members along with counseling and patience can help. Parents should be wary that bad behavior caused by poor parenting skills can sometimes be diagnosed as a mental disorder, hyperactivity, or attention-deficit/hyperactivity disorder.

Efforts to alter behavior through the thoughtful use of love and discipline should be tried before resorting to medication and other medical treatment. The use of drugs to control behavior can have lasting physical and mental effects on children and on their self-image as they grow up and associate with other kids.

When problems with children are severe, children need to be evaluated by professionals to determine if they have true psychiatric problems.

More than ever before, pediatricians and child psychiatrists are inclined to use potent psychotropic drugs (Ritalin and other stimulants, and Zoloft, Prozac and other selective serotonin reuptake inhibitors [SSRIs]) on children as a primary treatment for bad behavior. Psychotherapy is often more expensive and time consuming. The need for effective parental involvement in psychotherapy further influences a doctor's thinking in deciding between therapy and drugs. A drug-oriented approach is often considered desirable with so many problematic children to deal with, so little time, and pressure from drug companies to prescribe their drugs. Parents should be aware of these factors.

The effect of these drugs on children and their developing neurologic systems are poorly understood. Until recently, children were not allowed to be given these medications. These potent drugs should be used as a last resort to manage only the most severe psychiatric problems. They have no role in behavioral problems.

Parents can have an impact on the treatment their children receive, but they must be involved and speak up.

The limited role of corporal punishment

It is important for parents to understand the limited role of spanking and corporal punishment. Many parents have successfully raised children with no corporal punishment at all.

If punishment is to be used, it must be done carefully.

  • Light spanking or hand slapping with an open hand can be used to discourage dangerous behaviors such as a 1-year-old trying to play with an electric socket.


  • Other situations where light spanking can be employed are with children between the ages of 1-3 years who choose to ignore verbal direction in dangerous situations. Reserve this for very unacceptable behaviors such as leaning out windows or pulling at glasses of hot liquid, and always use it in conjunction with saying no. The goal is to reinforce responding to verbal directions and eliminating all corporal punishment as soon as possible.


  • Any physical punishment should be given with words that demonstrate love and concern for the child. Make it clear to the child that any and all punishment is done because you love the child.


  • Use words of discouragement and verbal directions in place of spanking as the child's language skills and level of maturity improve.


  • After the age of 3 years, there should be very little need or use of any physical punishment of a child. If behavioral and control problems continue through this age, seek counseling and work out detailed plans on how to deal with bad behavior.
  • Consistency in discipline, doing what you say you will, and coordination between parents about disciple policies, help the child know his or her boundaries and paradoxically decrease the need to spend more time on discipline issues.
Alternatives to physical violence

Ample evidence exists that the following forms of punishment are workable solutions that eliminate the need for any physical forms of punishment:
  • Timeouts


  • Sending children to their rooms


  • Taking away privileges of various types


  • Denying children enjoyable activities

Sunday, March 22, 2009

wasiat untuk pemuda Islam....

Segala puji bagi Allah yang berfirman:“Dan sungguh Kami telah memerintahkan orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan (juga) kepada kamu; bertakwalah kepada Allah.” (An-Nisa’: 131)

Serta shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada hamba dan rasul-Nya Muhammad yang bersabda:
“Aku wasiatkan kepada kalian agar bertakwa kepada Allah , serta agar kalian mendengar dan patuh.”

Dan takwa kepada Allah adalah mentaati-Nya dengan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

Wa ba’du:


Berikut ini adalah wasiat Islami yang berharga dalam berbagai aspek seperti...

Segala puji bagi Allah yang berfirman:“Dan sungguh Kami telah memerintahkan orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan (juga) kepada kamu; bertakwalah kepada Allah.” (An-Nisa’: 131)

Serta shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada hamba dan rasul-Nya Muhammad yang bersabda:
“Aku wasiatkan kepada kalian agar bertakwa kepada Allah , serta agar kalian mendengar dan patuh.”

Dan takwa kepada Allah adalah mentaati-Nya dengan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

Wa ba’du:

Berikut ini adalah wasiat Islami yang berharga dalam berbagai aspek seperti ibadah, muamalah, akhlak, adab dan yang lainnya dari sendi-sendi kehidupan. Kami persembahkan wasiat ini sebagai peringatan kepada para pemuda muslim yang senantiasa bersemangat mencari apa yang bermanfaat baginya, dan sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman. Kami memohon kepada Allah agar menjadikan hal ini bermanfaat bagi orang yang membacanya ataupun mendengarkannya. Dan agar memberikan pahala yang besar bagi penyusunnya, penulisnya, yang menyebarkannya ataupun yang mengamalkannya. Cukuplah bagi kita Allah sebaik-baik tempat bergantung.

1. Ikhlaskanlah niat kepada Allah dan hati-hatilah dari riya’ baik dalam perkataan ataupun perbuatan.

2. Ikutilah sunnah Nabi dalam semua perkataan, perbuatan, dan akhlak.

3. Bertaqwalah kepada Allah dan ber’azamlah untuk melaksanakan semua perintah dan menjauhi segala larangan-Nya.

4. Bertaubatlah kepada Allah dengan taubat nashuha dan perbanyaklah istighfar.

5. Ingatlah bahwa Allah senatiasa mengawasi gerak-gerikmu. Dan ketahuilah bahwa Allah melihatmu, mendengarmu dan mengetahui apa yang terbersit di hatimu.

6. Berimanlah kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari akhir serta qadar yang baik ataupun yang buruk.

7. Janganlah engkau taqlid (mengekor) kepada orang lain dengan buta (tanpa memilih dan memilah mana yang baik dan yang buruk serta mana yang sesuai dengan sunnah/syari’at dan mana yang tidak). Dan janganlah engkau termasuk orang yang tidak punya pendirian.

8. Jadilah engkau sebagai orang pertama dalam mengamalkan kebaikan karena engkau akan mendapatkan pahalanya dan pahala orang yang mengikuti/mencontohmu dalam mengamalkannya.

9. Peganglah kitab Riyadlush Shalihin, bacalah olehmu dan bacakan pula kepada keluargamu, demikian juga kitab Zaadul Ma’ad oleh Ibnul Qayyim.

10. Jagalah selalu wudlu’mu dan perbaharuilah. Dan jadilah engkau senantiasa dalam keadaan suci dari hadats dan najis.

11. Jagalah selalu shalat di awal waktu dan berjamaah di masjid terlebih lagi sahalat ‘Isya dan Fajr (shubuh).

12. Janganlah memakan makanan yang mempunyai bau yang tidak enak seperti bawang putih dan bawang merah. Dan janganlah merokok agar tidak membahayakan dirimu dan kaum muslimin.

13. Jagalah selalu shalat berjamaah agar engkau mendapat kemenangan dengan pahala yang ada pada shalat berjamaah tersebut.

14. Tunaikanlah zakat yang telah diwajibkan dan janganlah engkau bakhil kepada orang-orang yang berhak menerimanya.

15. Bersegeralah berangkat untuk shalat Jumat dan janganlah berlambat-lambat sampai setelah adzan kedua karena engkau akan berdosa.

16. Puasalah di bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah agar Allah mengampuni dosa-dosamu baik yang telah lalu ataupun yang akan datang.

17. Hati-hatilah dari berbuka di siang hari di bulan Ramadhan tanpa udzur syar’i sebab engkau akan berdosa karenanya.

18. Tegakkanlah shalat malam (tarawih) di bulan Ramadhan terlebih-lebih pada malam lailatul qadar dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah agar engkau mendapatkan ampunan atas dosa-dosamu yang telah lalu.

19. Bersegeralah untuk haji dan umrah ke Baitullah Al-Haram jika engkau termasuk orang yang mampu dan janganlah menunda-nunda.

20. Bacalah Al-Qur’an dengan mentadaburi maknanya. Laksanakanlah perintahnya dan jauhi larangannya agar Al-Qur’an itu menjadi hujjah bagimu di sisi rabmu dan menjadi penolongmu di hari qiyamat.

21. Senantiasalah memperbanyak dzikir kepada Allah baik perlahan-lahan ataupun dikeraskan, apakah dalam keadaan berdiri, duduk ataupun berbaring. Dan hati-hatilah engkau dari kelalaian.

22. Hadirilah majelis-majelis dzikir karena majelis dzikir termasuk taman surga.

23. Tundukkan pandanganmu dari aurat dan hal-hal yang diharamkan dan hati-hatilah engkau dari mengumbar pandangan, karena pandangan itu merupakan anak panah beracun dari anak panah Iblis.

24. Janganlah engkau panjangkan pakaianmu melebihi mata kaki dan janganlah engkau berjalan dengan kesombongan/keangkuhan.

25. Janganlah engkau memakai pakaian sutra dan emas karena keduanya diharamkan bagi laki-laki.

26. Janganlah engkau menyeruapai wanita dan janganlah engkau biarkan wanita-wanitamu menyerupai laki-laki.

27. Biarkanlah janggutmu karena Rasulullah: “Cukurlah kumis dan panjangkanlah janggut.” (HR. Bukhari Dan Muslim)

28. Janganlah engkau makan kecuali yang halal dan janganlah engkau minum kecuali yang halal agar doamu diijabah.

29. Ucapkanlah bismillah ketika engkau hendak makan dan minum dan ucapkanlah alhamdulillah apabila engkau telah selesai.

30. Makanlah dengan tangan kanan, minumlah dengan tangan kanan, ambillah dengan tangan kanan dan berilah dengan tangan kanan.

31. Hati-hatilah dari berbuat kezhaliman karena kezhaliman itu merupakan kegelapan di hari kiamat.

32. Janganlah engkau bergaul kecuali dengan orang mukmin dan janganlah dia memakan makananmu kecuali engkau dalam keadaan bertaqwa (dengan ridla dan memilihkan makanan yang halal untuknya).

33. Hati-hatilah dari suap-menyuap (kolusi), baik itu memberi suap, menerima suap ataupun perantaranya, karena pelakunya terlaknat.

34. Janganlah engkau mencari keridlaan manusia dengan kemurkaan Allah karena Allah akan murka kepadamu.

35. Ta’atilah pemerintah dalam semua perintah yang sesuai dengan syari’at dan doakanlah kebaikan untuk mereka.

36. Hati-hatilah dari bersaksi palsu dan menyembunyikan persaksian.

“Barangsiapa yang menyembunyikan persaksiannya maka hatinya berdosa. Dan Allah maha mengetahui apa yang kalian kerjakan.” (Al-Baqarah: 283)
37. “Dan ber amar ma’ruf nahi munkarlah serta shabarlah dengan apa yang menimpamu.” (Luqman: 17)
Ma’ruf adalah apa-apa yang diperintahkan oleh Allah dan rasul-Nya , dan munkar adalah apa-apa yang dilarang oleh Allah dan rasul-Nya.

38. Tinggalkanlah semua hal yang diharamkan baik yang kecil ataupun yang besar dan janganlah engkau bermaksiat kepada Allah dan janganlah membantu seorangpun dalam bermaksiat kepada-Nya.

39. Janganlah engkau dekati zina. Allah berfirman: “Janganlah kalian mendekati zina. Sesungguhnya zina itu adalah kekejian dan sejelek-jelek jalan.” (Al-Isra’:32)

40. Wajib bagimu berbakti kepada orang tua dan hati-hatilah dari mendurhakainya.

41. Wajib bagimua untuk silaturahim dan hati-hatilah dari memutuskan hubungan silaturahim.

42. Berbuat baiklah kepada tetanggamu dan janganlah menyakitinya. Dan apabila dia menyakitimu maka bersabarlah.

43. Perbanyaklah mengunjungi orang-orang shalih dan saudaramu di jalan Allah.

44. Cintalah karena Allah dan bencilah juga karena Allah karena hal itu merupakan tali keimanan yang paling kuat.

45. Wajib bagimu untuk duduk bermajelis dengan orang shalih dan hati-hatilah dari bermajelis dengan orang-orang yang jelek.

46. Bersegeralah untuk memenuhi hajat (kebutuhan) kaum muslimin dan buatlah mereka bahagia.

47. Berhiaslah dengan kelemahlembutan, sabar dan teliti. Hatilah-hatilah dari sifat keras, kasar dan tergesa-gesa.

48. Janganlah memotong pembicaraan orang lain dan jadilah engkau pendengar yang baik.

49. Sebarkanlah salam kepada orang yang engkau kenal ataupun tidak engkau kenal.

50. Ucapkanlah salam yang disunahkan yaitu assalamualaikum dan tidak cukup hanya dengan isyarat telapak tangan atau kepala saja.

51. Janganlah mencela seorangpun dan mensifatinya dengan kejelekan.

52. Janganlah melaknat seorangpun termasuk hewan dan benda mati.

53. Hati-hatilah dari menuduh dan mencoreng kehormatan oarng lain karena hal itu termasuk dosa yang paling besar.

54. Hati-hatilah dari namimah (mengadu domba), yakni menyampaikan perkataan di antara manusia dengan maksud agar terjadi kerusakan di antara mereka.

55. Hati-hatilah dari ghibah, yakni engkau menceritakan tentang saudaramu apa-apa yang dia benci jika mengetahuinya.

56. Janganlah engkau mengagetkan, menakuti dan menyakiti sesama muslim.

57. Wajib bagimu melakukan ishlah (perdamaian) di antara manusia karena hal itu merupakan amalan yang paling utama.

58. Katakanlah hal-hal yang baik, jika tidak maka diamlah.

59. Jadilah engkau orang yang jujur dan janganlah berdusta karena dusta akan mengantarkan kepada dosa dan dosa mengantarakan kepada neraka.

60. Janganlah engkau bermuka dua. Datang kepada sekelompok dengan satu wajah dan kepada kelompok lain dengan wajah yang lain.

61. Janganlah bersumpah dengan selain Allah dan janganlah banyak bersumpah meskipun engkau benar.

62. Janganlah menghina orang lain karena tidak ada keutamaan atas seorangpun kecuali dengan taqwa.

63. Janganlah mendatang dukun, ahli nujum serta tukang sihir dan jangan membenarkan (perkataan) mereka.

64. Janganlah menggambar gambar manuasia dan binatang. Sesungguhnya manusia yang paling keras adzabnya pada hari kiamat adalah tukang gambar.

65. Janganlah menyimpan gambar makhluk yang bernyawa di rumahmu karena akan menghalangi malaikat untuk masuk ke rumahmu.

66. Tasymitkanlah orang yang bersin dengan membaca: yarhamukallah apabila dia mengucapkan: alhamdulillah

67. Jauhilah bersiul dan tepuk tangan.

68. Bersegeralah untuk bertaubat dari segala dosa dan ikutilah kejelekan dengan kebaikan karena kebaikan tersebut akan menghapuskannya. Dan hati-hatilah dari menunda-nunda.

69. Berharaplah selalu akan ampunan Allah serta rahmat-Nya dan berbaik sangkalah kepada Allah .

70. Takutlah kepada adzab Allah dan janganlah merasa aman darinya.

71. Bersabarlah dari segala mushibah yang menimpa dan bersyukurlah dengan segala kenikamatan yang ada.

72. Perbanyaklah melakukan amal shalih yang pahalanya terus mengalir meskipun engkau telah mati, seperti membangun masjid dan menyebarakan ilmu.

73. Mohonlah surga kepada Allah dan berlindunglah dari nereka.

74. Perbanyaklah mengucapkan shalawat dan salam kepada Rasulullah.
Shalawat dan salam senantiasa Allah curahkan kepadanya sampai hari kiamat juga kepada keluarganya dan seluruh shahabatnya.

NAMA YANG TIDAK SESUAI

Nama binatang atau serangga

Babi, Monyet, Keldai, Rimau, Lipan, Buaya, Belalang, Semut, Ular

Nama buah-buahan, sayursayuran, tumbuhan, makanan

Ciku, Pisang, Keladi, Kucai, Terung, Karet, Serai, Jintan, Kunyit, Halia, Bawang Merah, Kelapa, Santan, Lidi, Nasi, Bubur, Ketupat, Laksa, Sirap, Cendol, Lempeng, Daun.

Nama-nama lucu

Kecut, Kutai, Kuyok, Boyak, Kudung, Pendek, Panjang, Tinjau, Apek, Lonjong, Kuding, Tunggal, Sinon, Ketiak, Leper, Kemek, Janggut, Tanduk, Kerepot

Nama-nama kejadian alam

Gunung, Salji, Suria, Pelangi, Awan, Bintang, Bulan, Guruh, Petir, Panas, Hujan, Bumi, Langit, Gelombang, Laut, Batu, Angkasa Nama-nama alat perkakas lSenduk, Piring, Mangkuk, Cawan, Katil, Tilam, Garpu, Tingkap, Pagar, Lesong, Berus, Parang, Tajak, Golok

Nama-nama warna

Hitam, Putih, Jingga, Merah, Coklat, Kuning

Nama-nama huruf atau angka atau gabungan kedua-duanya

D, K, P, Z, 001, 007, K 7, K 4, Zerozero Seven

Nama perhiasan atau pakaian

Cincin, Subang, Anting-anting, Mutiara, Benang, Kain, Baju, Rantai, Seluar, Kasut

PERKATAAN ARAB YANG MAKNANYA TIDAK ELOK

Narul (neraka), Zaniah (penzina perempuan), Zani (penzina lelaki), Khinzir (babi), Zakar (kemaluan lelaki), Faraj (kemaluan perempuan), Wati (persetubuhan).

kisah taubat...

Iblis Dan Ahli Neraka

DALAM sebuah hadith diterangkan bahawa apabila penghuni neraka sudah sampai di neraka, maka di situ disediakan sebuah mimbar dari api, dipakaikan pakaian dari api, bermahkota dari api dan diikat iblis itu dengan tali dari api.
Kemudian dikatakan kepada Iblis laknat: “Wahai Iblis, naiklah kamu ke atas mimbar dan bersyarahlah kamu kepada penghuni neraka.”

Setelah Iblis menerima arahan maka dia pun naik ke atas mimbar dan berkata: “Wahai para penghuni neraka.” Semua orang yang berada dalam neraka mendengar akan ucapannya dan memandang mereka kepada ketua mereka iaitu Iblis.
Kata Iblis: “Wahai orang-orang yang kafir dan orang-orang munafiq, sesungguhnya Allah SWT telah menjanjikan kepadamu dengan janji yang benar bahawa kamu semua itu mati dan akan dihalau dan akan dihisab dan akan menjadi dua kumpulan. Satu kumpulan ke syurga dan satu kumpulan ke neraka Sa’ir.”

.....................................................................................

Iblis Dan Ahli Neraka

DALAM sebuah hadith diterangkan bahawa apabila penghuni neraka sudah sampai di neraka, maka di situ disediakan sebuah mimbar dari api, dipakaikan pakaian dari api, bermahkota dari api dan diikat iblis itu dengan tali dari api.
Kemudian dikatakan kepada Iblis laknat: “Wahai Iblis, naiklah kamu ke atas mimbar dan bersyarahlah kamu kepada penghuni neraka.”

Setelah Iblis menerima arahan maka dia pun naik ke atas mimbar dan berkata: “Wahai para penghuni neraka.” Semua orang yang berada dalam neraka mendengar akan ucapannya dan memandang mereka kepada ketua mereka iaitu Iblis.
Kata Iblis: “Wahai orang-orang yang kafir dan orang-orang munafiq, sesungguhnya Allah SWT telah menjanjikan kepadamu dengan janji yang benar bahawa kamu semua itu mati dan akan dihalau dan akan dihisab dan akan menjadi dua kumpulan. Satu kumpulan ke syurga dan satu kumpulan ke neraka Sa’ir.”

Berkata Iblis lagi: “Kamu semua menyangka bahawa kamu semua tidak akan meninggalkan dunia bahkan kamu semua menyangka akan tetap berada di dunia. Tidaklah ada bagiku kekuasaan di atasmu melainkan aku hanya mengganggu kamu semua. akhirnya kamu semua mengikuti aku, maka dosanya adalah untuk kamu. Oleh itu janganlah kamu mengumpat aku, mencaci aku, sebaliknya umpatlah dari kamu sendiri, kerana sesungguhnya kamu sendirilah yang lebih berhak mengumpat daripada aku yang mengumpat.”

Berkata Iblis lagi: “Mengapakah kamu tidak mahu menyembah Allah SWT sedangkan dia Allah yang menciptakan segala sesuatu?”

Akhirnya Iblis berkata: “Hari ini aku tidak dapat menyelamatkan kamu semua dari seksa Allah, dan kamu juga tidak akan dapat menyelamatkan aku. Sesungguhnya pada hari aku telah terlepas dari apa yang telah aku katakan kepada kamu, sesungguhnya aku diusir dan ditolak dari keharibaan Tuhan seru sekalian Alam.”

Setelah mereka (ahli neraka) mendengar kata-kata Iblis itu maka mereka melaknati Iblis itu. Setelah itu Iblis dipukul oleh Malaikat Zabaniah dengan tombak dari api dan jatuhlah dia ke tempat yang paling bawah, dia kekal selama-lamanya bersama-sama dengan orang-orang yang menjadi pengikutnya dalam neraka.

Malaikat Zabaniah berkata: “Tidak ada kematian bagi kamu semua dan tidak ada pula bagimu kesenangan, kamu kekal di dalam buat selama-lamanya.”

Janganlah kita menjadi orang yang bodoh apabila kita tahu bahawa Iblis itu hanya menipu kita, Iblis itu adalah musuh ketat kita. Oleh itu janganlah sekali-kali kita ikut menjadi ahli keluarganya, selagi kita bernafas cepatlah kita kembali ke pangkal jalan kalau nafas sudah berhenti maka segala-galanya tidak berguna lagi.

Mereka yang takut kepada Allah SWT adalah orang yang akan mendapat kebahagiaan di dunia dan di akhirat, oleh itu sembahlah hanya kepada Allah. Orang yang takut kepada Allah SWT adalah mereka ini disebut orang yang amanah, orang yang bersopan santun, orang yang menganggap semua orang Islam itu sebagai saudaranya.

Mereka yang mencabar kekuasaan Allah SWT dengan berketuakan Iblis dan Syaitan adalah mereka ini dikenali sebagai kaki bohong, kaki pencuri, kaki judi, kaki arak, kaki dadah dan sebagainya. bagi mereka ini setiap yang sama dengan mereka adalah ahli atau kakitangan Iblis. Kerja mereka adalah menjatuhkan maruah mereka sendiri dan menghancurkan Islam.

kisah di padang mahsyar...

Rasulullah SAW Menangis Ketika Di Padang Mahsyar

Dari Usman bin Affan bin Dahaak bin Muzahim daripada Abbas ra, bapa saudara Rasulullah SAW dari Rasulullah SAW telah bersabda, yang bermaksud:

"Aku adalah orang (manusia) yang paling awal dibangkitkan dari kubur (bumi) pada hari kiamat yang tiada kebanggaan. Bagiku ada syafaat pada hari kiamat yang tiada kemegahan. Bendera pujian di tanganku dan nabi-nabi keseluruhannya berada di bawah benderaku. Umatku adalah umat yang terbaik. Mereka adalah umat yang pertama dihisab sebelum umat yang lain. Ketika mereka bangkit dari kubur, mereka akan mengibas (membuang) tanah yang ada di atas kepala mereka. Mereka semua akan berkata:

"Kami bersaksi bahawa tiada Tuhan melainkan Allah dan...

------------------------------------------------------------------------------

Rasulullah SAW Menangis Ketika Di Padang Mahsyar

Dari Usman bin Affan bin Dahaak bin Muzahim daripada Abbas ra, bapa saudara Rasulullah SAW dari Rasulullah SAW telah bersabda, yang bermaksud:

"Aku adalah orang (manusia) yang paling awal dibangkitkan dari kubur (bumi) pada hari kiamat yang tiada kebanggaan. Bagiku ada syafaat pada hari kiamat yang tiada kemegahan. Bendera pujian di tanganku dan nabi-nabi keseluruhannya berada di bawah benderaku. Umatku adalah umat yang terbaik. Mereka adalah umat yang pertama dihisab sebelum umat yang lain. Ketika mereka bangkit dari kubur, mereka akan mengibas (membuang) tanah yang ada di atas kepala mereka. Mereka semua akan berkata:

"Kami bersaksi bahawa tiada Tuhan melainkan Allah dan kami bersaksi bahawa Muhammad itu Rasulullah. Inilah yang telah dijanjikan oleh Allah Taala serta dibenarkan oleh para rasul." Ibnu Abbas ra berkata: "Orang yang pertama dibangkitkan dari kubur di hari kiamat ialah Muhammad SAW. Jibril as akan datang kepadanya bersama seekor Buraq. Israfil pula datang dengan membawa bersama bendera dan mahkota. Izrail pula datang dengan membawa bersamanya pakaian-pakaian syurga."

Jibril as akan menyeru: "Wahai dunia! Di mana kubur Muhammad SAW?" Bumi akan berkata: "Sesungguhnya, Tuhanku telah menjadikan aku hancur. Telah hilang segala lingkaran, tanda dan gunung-ganangku. Aku tidak tahu dimana kubur Muhammad SAW."

Rasulullah SAW bersabda:

"Lalu diangkatkan tiang-tiang dari cahaya dari kubur Nabi Muhammad SAW ke awan langit. Maka, empat malaikat berada di atas kubur."

Israfil bersuara: "Wahai roh yang baik! Kembalilah ke tubuh yang baik!" Maka, kubur terbelah dua. Pada seruan yang kedua pula, kubur mula terbongkar. Pada seruan yang ketiga, ketika Rasulullah SAW berdiri, baginda SAW telah membuang tanah di atas kepala dan janggut baginda SAW. Baginda SAW melihat kanan dan kiri. Baginda SAW dapati, tiada lagi bangunan.

Baginda SAW menangis sehingga mengalir air matanya ke pipi. Jibril as berkata kepadanya: "Bangun wahai Muhammad! Sesungguhnya kamu di sisi Allah Taala di tempat yang luas." Baginda SAW bertanya, "Kekasihku Jibril! Hari apakah ini?"

Jibril as menjawab: "Wahai Muhammad! Janganlah kamu takut! Inilah hari kiamat. Inilah hari kerugian dan penyesalan. Inilah hari pembentangan Allah Taala." Baginda SAW bersabda: "Kekasihku Jibril! Gembirakanlah aku!"

Jibril as berkata: "Apakah yang kamu lihat di hadapanmu?" Baginda SAW bersabda: "Bukan seperti itu pertanyaanku." Jibril as berkata: "Adakah kamu tidak melihat bendera kepujian yang terpacak di atasmu?" Baginda SAW bersabda: "Bukan itu maksud pertanyaanku. Aku bertanya kepadamu akan umatku. Di mana perjanjian mereka?" Jibril as berkata: "Demi keagungan Tuhanku! Tidak akan terbongkar oleh bumi daripada manusia, sebelummu?" Baginda SAW bersabda: "Nescaya akan, kuatlah pertolongan pada hari ini. Aku akan mensyafaatkan umatku." Jibril as berkata kepada baginda SAW: "Tungganglah Buraq ini wahai Muhammad SAW dan pergilah ke hadapan Tuhanmu!" Jibril as datang bersama Buraq ke arah Nabi Muhammad SAW. Buraq cuba meronta-ronta.

Jibril as berkata kepadanya: "Wahai Buraq! Adakah kamu tidak malu dengan makhluk yang paling baik dicipta oleh Allah Taala? Sudahkah Allah Taala perintahkan kepadamu agar mentaatinya?" Buraq berkata: "Aku tahu semua itu. Akan tetapi, aku ingin dia mensyafaatiku agar memasuki syurga sebelum dia menunggangku.

Sesungguhnya, Allah Taala akan datang pada hari ini di dalam keadaan marah. Keadaan yang belum pernah terjadi sebelum ini." Baginda SAW bersabda kepada Buraq: "Ya! Sekiranya kamu berhajatkan syafaatku, nescaya aku memberi syafaat kepadamu." Setelah berpuas hati, Buraq membenarkan baginda SAW menunggangnya lalu dia melangkah. Setiap langkahan Buraq sejauh pandangan mata.

Apabila Nabi Muhammad SAW berada di Baitul Maqdis di atas bumi dari perak yang putih, malaikat Israfil as menyeru: "Wahai tubuh-tubuh yang telah hancur, tulang-tulang yang telah reput, rambut-rambut yang bertaburan dan urat-urat yang terputus-putus! Bangkitlah kamu dari perut burung, dari perut binatang buas, dari dasar laut dan dari perut bumi ke perhimpunan Tuhan yang Maha Perkasa. Roh-roh telah diletakkan di dalam tanduk atau sangkakala. Di dalamnya ada beberapa tingkat dengan bilangan roh makhluk.

Setiap roh, akan didudukkan berada di dalam tingkat. Langit di atas bumi akan menurunkan hujan dari lautan kehidupan akan air yang sangat pekat seperti air mani lelaki. Daripadanya, terbinalah tulang-tulang. Urat-urat memanjang. Daging kulit dan bulu akan tumbuh. Sebahagian mereka akan kekal ke atas sebahagian tubuh tanpa roh.

Allah Taala berfirman: "Wahai Israfil! Tiup tanduk atau sangkakala tersebut dan hidupkan mereka dengan izinKu akan penghuni kubur. Sebahagian mereka adalah golongan yang gembira dan suka. Sebahagian dari mereka adalah golongan yang celaka dan derita." Malaikat Israfil as menjerit: "Wahai roh-roh yang telah hancur! Kembalilah kamu kepada tubuh-tubuh mu. Bangkitlah kamu untuk dikumpulkan di hadapan Tuhan semesta alam." Allah Taala berfirman: "Demi keagungan dan ketinggianKu! Aku kembalikan setiap roh pada tubuh-tubuhnya!"

Apabila roh-roh mendengar sumpah Allah Taala, roh-roh pun keluar untuk mencari jasad mereka. Maka, kembalilah roh pada jasadnya. Bumi pula terbongkar dan mengeluarkan jasad-jasad mereka. Apabila semuanya sedia, masing-masing melihat. Nabi SAW duduk di padang pasir Baitul Maqdis, melihat makhluk-makhluk. Mereka berdiri seperti belalang yang berterbangan. 70 umat berdiri. Umat Nabi Muhammad SAW merupakan satu umat (kumpulan). Nabi SAW berhenti memperhatikan ke arah mereka.

Mereka seperti gelombang lautan. Jibril as menyeru: "Wahai sekalian makhluk, datanglah kamu semua ke tempat perhimpunan yang telah disediakan oleh Allah Taala." Umat-umat datang di dalam keadaan satu-satu kumpulan. Setiap kali Nabi Muhammad SAW berjumpa satu umat, baginda SAW akan bertanya: "Di mana umatku?"

Jibril as berkata: "Wahai Muhammad! Umatmu adalah umat yang terakhir." Apabila nabi Isa as datang, Jibril as menyeru: Tempatmu!" Maka nabi Isa as dan Jibril as menangis. Nabi Muhammad SAW berkata: "Mengapa kamu berdua menangis." Jibril as berkata: "Bagaimana keadaan umatmu, Muhammad?"

Nabi Muhammad bertanya: "Di mana umatku?" Jibril as berkata: "Mereka semua telah datang. Mereka berjalan lambat dan perlahan." Apabila mendengar cerita demikian, Nabi Muhammad SAW menangis lalu bertanya: "Wahai Jibril! Bagaimana keadaan umatku yang berbuat dosa?" Jibril as berkata: "Lihatlah mereka wahai Muhammad SAW!" Apabila Nabi Muhammad SAW melihat mereka, mereka gembira dan mengucapkan selawat kepada baginda SAW dengan apa yang telah Allah Taala muliakannya. Mereka gembira kerana dapat bertemu dengan baginda SAW. Baginda SAW juga gembira terhadap mereka.

Nabi Muhammad SAW bertemu umatnya yang berdosa. Mereka menangis serta memikul beban di atas belakang mereka sambil menyeru: "Wahai Muhammad!" Air mata mereka mengalir di pipi. Orang-orang zalim memikul kezaliman mereka.

Nabi Muhammad SAW bersabda: "Wahai umatku." Mereka berkumpul di sisinya. Umat-umatnya menangis. Ketika mereka di dalam keadaan demikian, terdengar dari arah Allah Taala seruan yang menyeru: "Di mana Jibril?"

Jibril as berkata: "Jibril di hadapan Allah, Tuhan semesta alam." Allah Taala berfirman di dalam keadaan Dia amat mengetahui sesuatu yang tersembunyi: "Di mana umat Muhammad SAW?" Jibril as berkata: "Mereka adalah sebaik umat."

Allah Taala berfirman: "Wahai Jibril! Katakanlah kepada kekasihKu Muhammad SAW bahawa umatnya akan datang untuk ditayangkan di hadapanKu." Jibril as kembali di dalam keadaan menangis lalu berkata: "Wahai Muhammad! Umatmu telah datang untuk ditayangkan kepada Allah Taala." Nabi Muhammad SAW berpaling ke arah umatnya lalu berkata: "Sesungguhnya kamu telah dipanggil untuk dihadapkan kepada Allah Taala." Orang-orang yang berdosa menangis kerana terkejut dan takut akan azab Allah Taala. Nabi Muhammad SAW memimpin mereka sebagaimana pengembala memimpin ternakannya menuju di hadapan Allah Taala.

Allah Taala berfirman: "Wahai hambaKu! Dengarkanlah kamu baik-baik kepadaKu tuduhan apa-apa yang telah diperdengarkan bagi kamu dan kamu semua melakukan dosa!" Hamba-hamba Allah Taala terdiam. Allah Taala berfirman: "Hari ini, Kami akan membalas setiap jiwa dengan apa yang telah mereka usahakan. Hari ini, Aku akan memuliakan sesiapa yang mentaatiKu. Dan, Aku akan mengazab sesiapa yang menderhaka terhadapKu. Wahai Jibril! Pergi ke arah Malik, penjaga neraka! Katakanlah kepadanya, bawakan Jahanam!"

Jibril pergi berjumpa Malik, penjaga neraka lalu berkata: "Wahai Malik! Allah Taala telah memerintahkanmu agar membawa Jahanam." Malik bertanya: "Apakah hari ini?"

Jibril menjawab: "Hari ini adalah hari kiamat. Hari yang telah ditetapkan untuk membalas setiap jiwa dengan apa yang telah mereka usahakan." Malik berkata: "Wahai Jibril! Adakah Allah Taala telah mengumpulkan makhluk?" Jibril menjawab: "Ya!" Malik bertanya: "Di mana Muhammad dan umatnya?" Jibril berkata: "Di hadapan Allah Taala!" Malik bertanya lagi: "Bagaimana mereka mampu menahan kesabaran terhadap kepanasan nyalaan Jahanam apabila mereka melintasinya sedangkan mereka semua adalah umat yang lemah?" Jibril berkata: "Aku tidak tahu!" Malik menjerit ke arah neraka dengan sekali jeritan yang menggerunkan.

Neraka berdiri di atas tiang-tiangnya. Neraka mempunyai tiang-tiang yang keras, kuat dan panjang. Api dinyalakan sehingga tiada kekal mata seorang dari makhluk melainkan bercucuran air mata mereka (semuanya menangis). Air mata sudah terhenti manakala air mata darah manusia mengambil alih. Kanak-kanak mula beruban rambut. Ibu-ibu yang memikul anaknya mencampakkan mereka.

Manusia kelihatan mabuk padahal mereka sebenarnya tidak mabuk. Rasulullah SAW Membela Umatnya Di padang mahsyar orang yang mula-mula berusaha ialah nabi Ibrahim as.

Baginda bergantung dengan asap Arsy yang naik lalu menyeru: "TuhanKu dan Penguasaku! Aku adalah khalilMu Ibrahim. Kasihanilah kedudukanku pada hari ini! Aku tidak meminta kejayaan Ishak dan anakku pada hari ini."

Allah Taala berfirman: "Wahai Ibrahim! Adakah kamu melihat Kekasih mengazab kekasihnya." Nabi Musa as datang. Baginda bergantung dengan asap Arsy yang naik lalu menyeru: "KalamMu. Aku tidak meminta kepadaMu melainkan diriku. Aku tidak meminta saudaraku Harun. Selamatkanlah aku dari kacau bilau Jahanam!" Isa as datang di dalam keadaan menangis.

Baginda bergantung dengan Arsy lalu menyeru: "Tuhanku. Penguasaku. Penciptaku! Isa roh Allah. Aku tidak meminta melainkan diriku. Selamatkanlah aku dari kacau bilau Jahanam!" Suara jeritan dan tangisan semakin kuat.

Nabi Muhammad SAW menyeru: "Tuhanku. Penguasaku Penghuluku. !Aku tidak meminta untuk diriku. Sesungguhnya aku meminta untuk umatku dariMu!" Ketika itu juga, neraka Jahanam berseru: "Siapakah yang memberi syafaat kepada umatnya?"

Neraka pula berseru: "Wahai Tuhanku. Penguasaku dan Penghuluku! Selamatkanlah Muhammad dan umatnya dari seksaannya! Selamatkanlah mereka dari kepanasanku, bara apiku, penyeksaanku dan azabku! Sesungguhnya mereka adalah umat yang lemah. Mereka tidak akan sabar dengan penyeksaan." Malaikat Zabaniah menolaknya sehingga terdampar di kiri Arsy. Neraka sujud di hadapan Tuhannya.

Allah Taala berfirman: "Di mana matahari?" Maka, matahari dibawa mengadap Allah Taala. Ia berhenti di hadapan Allah Taala. Allah Taala berfirman kepadanya: "Kamu! Kamu telah memerintahkan hambaKu untuk sujud kepada kamu?" Matahari menjawab. "Tuhanku! Maha Suci diriMu! Bagaimana aku harus memerintahkan mereka berbuat demikian sedangkan aku adalah hamba yang halus?"

Allah Taala berfirman: "Aku percaya!" Allah Taala telah menambahkan cahaya dan kepanasannya sebanyak 70 kali ganda. Ia telah dihampirkan dengan kepala makhluk." I

bnu Abbas r.h. berkata: "Peluh manusia bertiti dan sehingga mereka berenang di dalamnya. Otak-otak kepala mereka menggeleggak seperti periuk yang sedang panas. Perut mereka menjadi seperti jalan yang sempit. Air mata mengalir seperti air mengalir. Suara ratap umat-umat manusia semakin kuat. Nabi Muhammad SAW lebih-lebih lagi sedih. Air matanya telah hilang dan kering dari pipinya. Sekali, baginda SAW sujud di hadapan Arsy dan sekali lagi, baginda SAW rukuk untuk memberi syafaat bagi umatnya. Para Nabi melihat keluh kesah dan tangisannya.

Mereka berkata: "Maha Suci Allah! Hamba yang paling dimuliakan Allah Taala ini begitu mengambil berat, hal keadaan umatnya.

Daripada Thabit Al-Bani, daripada Usman Am Nahari berkata: "Pada suatu hari Nabi SAW menemui Fatimah Az-Zahara' r.h. Baginda SAW dapati, dia sedang menangis."

Baginda SAW bersabda: "Permata hatiku! Apa yang menyebabkan dirimu menangis?" Fatimah menjawab: "Aku teringat akan firman Allah Taala." "Dan, kami akan mehimpunkan, maka Kami tidak akan mengkhianati walau seorang daripada mereka." L

alu Nabi SAW pun menangis. Baginda SAW bersabda: "Wahai permata hatiku! Sesungguhnya, aku teringat akan hari yang terlalu dahsyat. Umatku telah dikumpulkan pada hari kiamat dikelilingi dengan perasaan dahaga dan telanjang. Mereka memikul dosa mereka di atas belakang mereka. Air mata mereka mengalir di pipi." Fatimah r.h. berkata: "Wahai bapaku! Apakah wanita tidak merasa malu terhadap lelaki?"

Baginda SAW menjawab: "Wahai Fatimah! Sesungguhnya, hari itu, setiap orang akan sibuk dengan untung nasib dirinya. Adapun aku telah mendengar Firman Allah Taala:" Bagi setiap orang dari mereka, di hari itu atau satu utusan yang melalaikan dia." ( Abasa: 37) Fatimah ra. bertanya: "Di mana aku hendak mendapatkanmu di hari kiamat nanti, wahai bapaku?" Baginda SAW menjawab: "Kamu akan menjumpaiku di sebuah telaga ketika aku sedang memberi minum umatku." Fatimah r.h. bertanya lagi: "Sekiranya aku dapati kamu tiada di telaga?"

Baginda SAW bersabda: "Kamu akan menjumpaiku di atas Sirat sambil dikelilingi para Nabi. Aku akan menyeru: "Tuhan Kesejahteraan! Tuhan Kesejahteraan! Para malaikat akan menyambut: "Aamiin."

Ketika itu juga, terdengar seruan dari arah Allah Taala lalu berfirman: "Nescaya akan mengikuti kata-katanya pada apa yang kamu sembah." Setiap umat akan berkumpul dengan sesuatu yang mereka sembah. Ketika itu juga, neraka Jahanam melebarkan tengkuknya lalu menangkap mereka sebagaimana burung mematuk kacang.

Apabila seruan dari tengah Arsy kedengaran, maka manusia yang menyembahNya datang beriring. Sebahagian daripada orang yang berdiri di situ berkata: "Kami adalah umat Muhammad SAW!"

Allah Taala berfirman kepada mereka: "Mengapa kamu tidak mengikuti orang yang kamu sembah?" Mereka berkata: "Kami tidak menyembah melainkan Tuhan Kami. Dan, kami tidak menyembah selainNya."

Mereka ditanya lagi: "Kami mengenali Tuhan kamu?" Mereka menjawab: "Maha Suci diriNya! Tiada yang kami kenali selainNya." Apabila ahli neraka dimasukkan ke dalamnya untuk diazab, umat Muhammad SAW mendengar bunyi pukulan dan jeritan penghuni neraka. Lalu malaikat Zabaniah mencela mereka. Mereka berkata: "Marilah kita pergi meminta syafaat kepada Muhammad SAW!"

Manusia berpecah kepada tiga kumpulan. 1. Kumpulan orang tua yang menjerit-jerit. 2. Kumpulan pemuda. 3. Wanita yang bersendirian mengelilingi mimbar-mimbar. Mimbar para Nabi didirikan di atas kawasan lapang ketika kiamat.

Mereka semua berminat terhadap mimbar Nabi Muhammad SAW. Mimbar Nabi Muhammad SAW terletak berhampiran dengan tempat berlaku kiamat. Ia juga merupakan mimbar yang paling baik, besar dan cantik. Nabi adam as dan isterinya Hawa berada di bawah mimbar Nabi SAW.

Hawa melihat ke arah mereka lalu berkata: "Wahai Adam! Ramai dari zuriatmu dari umat Muhammad SAW serta cantik wajah mereka. Mereka menyeru: "Di mana Muhammad?" Mereka berkata: "Kami adalah umat Muhammad SAW. Semua umat telah mengiringi apa yang mereka sembah. Hanya tinggal kami sahaja.

Matahari di atas kepala kami. Ia telah membakar kami. Neraka pula, cahaya juga telah membakar kami. Timbangan semakin berat. Oleh itu tolonglah kami agar memohon kepada Allah Taala untuk menghisab kami dengan segera! Sama ada kami akan pergi ke syurga atau neraka." Nabi Adam as berkata: "Pergilah kamu dariku! Sesungguhnya aku sibuk dengan dosa-dosaku. Aku mendengar firman Allah Taala: Dan dosa Adam terhadap Tuhannya kerana lalai. Mereka pergi berjumpa nabi Nuh as yang telah berumur, umur yang panjang dan sangat sabar. Mereka menghampirinya. Apabila nabi Nuh as melihat mereka, dia berdiri.

Pengikut (umat Nabi Muhammad SAW) berkata: "Wahai datuk kami, Nuh! Tolonglah kami terhadap Tuhan kami agar Dia dapat memisahkan di antara kami dan mengutuskan kami dari ahli syurga ke syurga dan ahli neraka ke neraka." Nabi Nuh as berkata: "Sesungguhnya, aku sibuk dengan kesalahanku. Aku pernah mendoakan agar kaumku dimusnahkan. Aku malu dengan Tuhanku. Pergilah kamu berjumpa Ibrahim kekasih Allah Taala! Mintalah kepadanya agar menolong kamu!"

Nabi Ibrahim as berkata: "Sesungguhnya aku pernah berbohong di dalam usiaku sebanyak tiga pembohongan di dalam Islam. Aku takut dengan Tuhanku. Pergilah kamu berjumpa Musa as! Mintalah pertolongan darinya!"

Nabi Musa as berkata: "Aku sibuk dengan kesalahanku. Aku pernah membunuh seorang jiwa tanpa hak. Aku membunuhnya bukan dari kemahuanku sendiri. Aku dapati dia melampaui batas terhadap seorang lelaki Islam. Aku ingin memukulnya. Aku terperanjat kerana menyakitinya lalu menumbuk lelaki tersebut. Ia jatuh lalu mati. Aku takut terhadap tuntutan dosaku. Pergilah kamu berjumpa Isa as!"

Mereka pergi berjumpa nabi Isa a.s. Nabi Isa a.s. berkata: "Sesungguhnya Allah Taala telah melaknat orang-orang Kristian.

Mereka telah mengambil aku, ibuku sebagai dua Tuhan selain Allah Taala. Hari ini, aku malu untuk bertanya kepadaNya mengenai ibuku Mariam." Mariam, Asiah, Khadijah dan Fatimah Az-Zahra' sedang duduk.

Ketika Mariam melihat umat Nabi Muhammad SAW dia berkata: "Ini umat Nabi Muhammad SAW. Mereka telah sesat dari Nabi mereka." Suara Mariam, telah didengari oleh Nabi Muhammad SAW Nabi Adam a.s. berkata kepada nabi Muhammad SAW. "Ini umatmu, wahai Muhammad! Mereka berkeliling mencarimu untuk meminta syafaat kepada Allah Taala."

Nabi Muhammad SAW menjerit dari atas mimbar lalu bersabda: "Marilah kepadaku, wahai umatku! Wahai sesiapa yang beriman dan tidak melihatku. Aku tidak pernah lari dari kamu melainkan aku sentiasa memohon kepada Allah Taala untukmu!" Umat Nabi Muhammad SAW berkumpul di sisinya. T

erdengar suara seruan: "Wahai Adam! Ke marilah kepada Tuhanmu!" Nabi Adam as berkata: "Wahai Muhammad! Tuhanku telah memanggilku. Moga-moga Dia akan meminta kepadaku."

Nabi Adam as pergi menemui Allah Taala. Allah Taala berfirman kepadanya: "Wahai Adam! Bangunlah dan hantarkan anak-anakmu ke neraka!" Nabi Adam as bertanya: "Berapa ramai untukku kirimkan?" Allah Taala berfirman: "Setiap seribu lelaki kamu hantarkan seorang ke syurga, 999 orang ke neraka."

Allah Taala berfirman lagi: "Wahai Adam! Sekiranya Aku tidak melaknat orang yang berdusta dan Aku haramkan pembohongan, nescaya Aku akan mengasihi anakmu keseluruhannya. Akan, tetapi, Aku telah janjikan syurga bagi orang yang mentaatiKu Neraka pula bagi orang yang menderhakaiKu Aku tidak akan memungkiri janji Wahai Adam! Berhentilah di sisi Mizan (timbangan).

Sesiapa yang mempunyai berat pada kebaikannya daripada dosanya walaupun seberat biji sawi, bawalah dia untuk memasuki syurga tanpa perlu berunding denganKu! Sesungguhnya Aku telah menjadikan bagi mereka, satu kejahatan dengan satu dosa.

Manakala satu kebaikan dengan sepuluh pahala agar memberitahu mereka bahawa, sesungguhnya Aku tidak akan memasukkan mereka ke dalam neraka melainkan setiap yang kembali akan dikembalikan dengan dosa bagi orang yang melampaui batas."

Nabi Adam as berkata: "Tuhanku! Penguasaku! Engkau lebih utama bagi menghisab berbanding aku. Hamba itu adalah hambaMu dan Engkau Maha Mengetahui sesuatu yang ghaib!"

Umat Muhammad SAW Diseru Meniti Sirat Allah Taala menyeru: "Wahai Muhammad! Bawalah umatmu untuk dihisab dan lintaskan mereka di atas Sirat yang dilebarkan. Panjangnya sejauh 500 tahun perjalanan." Malaikat Malik berdiri di pintunya (neraka). Dia menyeru: "Wahai Muhammad!

Sesiapa yang datang dari umatmu dan bersamanya ada perlepasan dari Allah Taala, maka dia akan terselamat. Sekiranya sebaliknya maka, dia akan terjatuh di dalam neraka. Wahai Muhammad! Katakan kepada orang yang diringankan agar berlari! Katakan kepada orang yang diberatkan agar berjalan!"

Nabi Muhammad SAW bersabda kepada malaikat Malik: "Wahai Malik! Dengan kebenaran Allah Taala ke atasmu, palingkanlah wajahmu dari umatku sehingga mereka dapat melepasi! Jika tidak, hati mereka akan gementar apabila melihatmu." Malaikat Malik memalingkan mukanya dari umat Nabi Muhammad SAW. Umat Nabi Muhammad SAW telah di pecahkan kepada sepuluh kumpulan. Nabi Muhammad SAW mendahului mereka lalu bersabda kepada umatnya: "Ikutlah aku wahai umatku di atas Sirat ini!"

Kumpulan pertama berjaya melintasi seperti kilat yang memancar.

Kumpulan kedua melintasi seperti angin yang kencang.

Kumpulan ketiga melintasi seperti kuda yang baik.

Kumpulan yang keempat seperti burung yang pantas.

Kumpulan yang kelima berlari.

Kumpulan keenam berjalan.

Kumpulan ketujuh berdiri dan duduk kerana mereka dahaga dan penat. Dosa-dosa terpikul di atas belakang mereka. Nabi Muhammad SAW berhenti di atas Sirat. Setiap kali, baginda SAW melihat seorang dari umatnya bergayut di atas Sirat, baginda SAW akan menarik tangannya dan membangunkan dia kembali.

Kumpulan kelapan menarik muka-muka mereka dengan rantai kerana terlalu banyak kesalahan dan dosa mereka. Bagi yang buruk, mereka akan menyeru: "Wahai Muhammad SAW!" Nabi Muhammad SAW berkata: "Tuhan! Selamatkan mereka! Tuhan! Selamatkan mereka"! Kumpulan ke sembilan dan ke sepuluh tertinggal di atas Sirat.

Mereka tidak diizinkan untuk menyeberang. Dikatakan bahawa, di pintu syurga, ada pokok yang mempunyai banyak dahan. Bilangan dahannya tidak terkira melainkan Allah Taala sahaja yang mengetahui. Di atasnya ada kanak-kanak yang telah mati semasa di dunia ketika umur mereka dua bulan, kurang dan lebih sebelum mereka baligh. Apabila mereka melihat ibu dan bapa mereka, mereka menyambutnya dan mengiringi mereka memasuki syurga. Mereka memberikan gelas-gelas dan cerek serta tuala dari sutera.

Mereka memberi ibu dan bapa mereka minum kerana kehausan kiamat. Mereka memasuki syurga bersama-sama. Hanya tinggal, kanak-kanak yang belum melihat ibu dan bapa mereka.

Suara tangisan mereka semakin nyaring. Mereka berkata: "Aku mengharamkan syurga bagi diriku sehingga aku melihat bapa dan ibuku." Kanak-kanak yang belum melihat ibu dan bapa mereka telah berkumpul. Mereka berkata: "Kami masih di dalam keadaan yatim di sini dan di dunia." Malaikat berkata kepada mereka: "Bapa-bapa dan ibu-ibu kamu terlalu berat dosa mereka. Mereka tidak diterima oleh syurga akibat dosa mereka."

Mereka terus menangis malah lebih kuat dari sebelumnya lalu berkata: "Kami akan duduk di pintu syurga moga-moga Allah Taala mengampuninya dan menyatukan kami dengan mereka." Demikianlah! Orang yang melakukan dosa besar akan dikurung di tempat pembalasan yang pertama oleh mereka iaitu Sirat. Ia dipanggil "Tempat Teropong." Kaki-kaki mereka akan tergantung di Sirat.

Nabi Muhammad SAW melintasi Sirat bersama orang-orang yang soleh di kalangan yang terdahulu dan orang yang taat selepasnya. Di hadapannya, ada bendera-bendera yang berkibaran. Bendera Kepujian berada di atas kepalanya. Apabila bendera baginda menghampiri pintu syurga, kanak-kanak akan meninggikan tangisan mereka.

Rasulullah SAW bersabda: "Apa yang berlaku pada kanak-kanak ini?" Malaikat menjawab: "Mereka menangis kerana berpisah dengan bapa dan ibu mereka. "Nabi SAW bersabda: "Aku akan menyelidiki khabar mereka dan aku akan memberi syafaat kepada mereka, Insya Allah."

Nabi Muhammad SAW memasuki syurga bersama umatnya yang berada di belakang. Setiap kaum akan kekal didalam rumah-rumah mereka. Kita memohon kepada Allah Taala agar memasukkan kita di dalam keutamaan ini dan menjadikan kita sebahagian daripada mereka

nasihat kepada semua...

NASIHAT menasihati dan berpesan ke arah kebaikan sudah menjadi budaya hidup manusia. Namun, dalam Islam, nasihat memang tidak dapat dipisahkan daripada ajarannya kerana Islam adalah al-Din yang bercirikan nasihat.

Sabda Rasulullah SAW bermaksud: “Agama itu nasihat. Agama itu nasihat. Agama itu nasihat. Maka sahabat pun bertanya: Kepada siapa? Jawab Baginda: Kepada Allah, kepada Kitab-Nya, kepada Rasul-Nya, kepada pemimpin kaum muslimin dan juga orang awam muslimin.” (Hadis riwayat Muslim)

Lebih menariknya, amalan nasihat termasuk antara amalan penyelamat seseorang daripada terjerumus ke lembah kerugian.

Firman Allah bermaksud: “Demi masa! Sesungguhnya manusia itu dalam kerugian. Kecuali orang yang beriman dan beramal soleh, mereka pula berpesan-pesan dengan kebenaran dan berpesan-pesan dengan sabar.” (Surah al-’Asr, ayat 1-3)

Maksud ayat suci itu menyimpulkan antara ciri orang yang beriman kepada Allah ialah sentiasa berpesan atau nasihat-menasihat ke arah kebaikan dan kesejahteraan.

Tidak dapat dinafikan, manusia tidak boleh hidup bersendirian, jauh daripada kelompok masyarakat ramai.

Justeru, hidup bermasyarakat menjamin kerukunan dan keharmonian sejagat. Untuk itu, nasihat menasihat sewajarnya dijulang supaya yang benar dan hak dapat dijunjung tinggi bersama, sementara yang salah dan batil pula sama-sama dijauhi.

Demikianlah hidup bermasyarakat yang seiring jalan sejajar pepatah orang tua ‘duduk seorang bersempit-sempit, duduk ramai berlapang-lapang. Maka, terserlah Islam adalah agama nasihat dan seluruh ruang lingkup Islam adalah nasihat.

Bagaimanapun, ada segelintir manusia yang melenting atau marah apabila diberi nasihat dengan alasan dia insan bijak dan pandai dalam segala bidang. Sedangkan, manusia dengan kesempurnaan kejadiannya dan keistimewaannya, selamanya tidak terlepas daripada melakukan kesilapan serta kesalahan kerana itu sifat semula yang diciptakan Allah.

Justeru, setiap insan berhajatkan kepada nasihat untuk kembali kepada landasan yang benar dan insaf dengan kekerdilan serta kedaifan manusia itu sendiri di hadapan Allah SWT.

Merujuk kepada hadis berkisar mengenai Islam sebagai agama nasihat, Rasulullah SAW membahagikan nasihat kepada beberapa jenis yang sewajarnya diterapkan penghayatannya dalam rentak kehidupan seharian iaitu:

Nasihat kepada Allah yang melahirkan Muslim bertakwa kepada-Nya.

Setiap Muslim wajib beriman kepada Allah dengan sebenar-benar iman yang tidak terselit sebarang rasa syak dan ragu yang boleh mencacatkan hubungannya dengan Allah.

Pada masa sama, setiap Muslim dituntut patuh dan tunduk kepada segala perintah Ilahi serta menjauhi larangan-Nya.

Lebih penting, pengisian iman dalam sudut jiwa akan menginsafkan setiap insan dari mana dia datang, untuk apa dia hidup di dunia ini dan ke mana pula dia akan kembali.

Iman juga akan menimbulkan kesedaran setiap insan yang bernyawa bahawa sesudah hidup di dunia ini ada lagi kehidupan kekal yang pasti dilalui.

Pendek kata, iman adalah harta tidak ternilai yang wajib diburu dan dijejaki setiap insan di dunia ini supaya berbahagia di dunia dan akhirat. Seterusnya, kecintaan kepada Allah hendaklah mengatasi kecintaan kepada dunia, isteri dan anak.


Nasihat kepada Kitab-Nya pula bermakna menjulang al-Quran sebagai rujukan utama dalam menyampaikan pedoman dan panduan hidup Muslim seharian. Ia mengandungi hukum-hakam, petunjuk serta peringatan kepada orang beriman kepada Allah.

Oleh itu, setiap Muslim dituntut mempraktikkan segala ajaran terkandung dalamnya, tidak cukup sekadar membacanya dan mengetahui hukum-hakamnya, tetapi diterjemahkan dalam kehidupan.

Nasihat kepada Rasul-Nya pula bererti meyakini kebenaran perutusan Rasulullah SAW untuk membawa rahmat untuk alam semesta.

Setiap Muslim wajib menerima segala apa dibawa olehnya sebagai ketaatan mutlak kepada Allah dan berkewajipan menghidupkan sunnah Rasulullah SAW, membanteras segala bentuk bid’ah, khurafat serta ajaran sesat yang bertentangan dengan syarak.

Apabila ada kesepaduan kecintaan kepada Allah dan Rasulullah SAW, natijahnya seorang Muslim akan dapat mengecapi nikmat kemanisan iman dalam hatinya.

Nasihat kepada pemimpin Muslim pula, kita sebagai rakyat hendaklah memberi sumbangan bermakna kepada kerajaan apabila kerajaan melaksanakan rancangan dan program yang memberi kebaikan serta faedah untuk rakyat.

Sebaliknya, jika pemimpin melakukan sesuatu menyebabkan kehancuran dan kemusnahan kepada negara, maka rakyat berhak menegur serta memberi nasihat yang membina dalam usaha mengelak negara daripada terjerumus ke lembah kebinasaan.

Ini penting bagi menjamin kerukunan, kesejahteraan serta keharmonian kalangan rakyat dengan kerajaan.

Khalifah Abu Bakar al-Siddiq ketika menyampaikan ucapan dasarnya berkata: “Apabila aku melakukan sesuatu yang betul maka bantulah aku, dan apabila aku menyeleweng maka perbetulkan daku.”

Akhirnya, nasihat kepada umat Islam seluruhnya mencerminkan kesatuan hati dan keserasian jiwa orang Islam dalam menelusuri titian hidup penuh pancaroba.

Nasihat ini termasuk dalam segala tindak tanduk dan kegiatan kemasyarakatan supaya ia selari dengan landasan Islam.

Ia merangkumi hubungan institusi kekeluargaan, sesama jiran, masyarakat dan juga dalam pelbagai lapangan hidup manusia.

Ringkasnya, nasihat memainkan peranan penting kerana ia bakal menyuburkan perasaan kasih sayang dan kerjasama yang erat sesama anggota masyarakat bagi mengekalkan kelangsungan masyarakat yang harmoni lagi sejahtera.

Demikianlah indahnya konsep nasihat menasihat dalam Islam yang mencorakkan identiti sebuah masyarakat Islam yang sejahtera lagi harmoni.

Natijahnya, kesatuan ummah dapat dijana di samping pengukuhan iman kepada Allah selain perhiasan ketrampilan akhlak

Islam terukir indah pada keperibadian Muslim. Dengan adunan istimewa ini, barulah umat Islam mampu memartabatkan kembali keunggulan dan kecemerlangan dalam segala lapangan hidup sebagaimana pernah dirintis generasi Rasulullah SAW dan generasi sahabat.

Wednesday, March 18, 2009

love...

-andai kau memahami-





Kata-kata yang dilemparkan ada kalanya mampu menggores hati ini. Meskipun luaran kelihatan sekeras batu permata namun dalaman hanya lah selembut kerak nasi yang sudah pun direndam air.

Tidak kah dia tahu yang aku sudah mencuba untuk menjadi yang terbaik buatnya. Agar diri ini tidak lagi dikatakan bodoh. Namun, sekuat mana pun aku mencuba cela itu tetap hadir. Aku hanyalah manusia biasa yang tidak lari dari melakukan kesilapan dan kesalahan.

Dimanakah letaknya diri ini andai diri ini sudah pun dinilai dengan nilaian begitu rendah? Layakkah diri ini berada di hati nya setelah melakukan penilaian yang rendah terhadap diriku? Mampukah diri ini disayangi seikhlasnya seandainya diri ini kelihatan begitu rendah pada pandangannya? Siapakah yang mampu menjawab persoalan ini? Aku kah? Sudah lama aku mencari jawapannya. Namun, hampa.. aku tidak temuinya. Adakah jawapan ini hanya ada padanya?

Aku biarkan persoalan itu pergi..setelah jawapan itu tidak aku temui. Kiranya suatu hari nanti jawapan itu aku temui..aku akan tersenyum lega. Bukan kerana aku gembira akan jawapan untuk persoalan aku itu. Senyuman ku kerana aku lega sebab tiada lagi persoalan dalam minda ku..

Aku menangis sedih mengenangkan kata-kata yang dilemparkan olehnya buat ku..bukan aku tidak pernah menegurnya..sudah banyak kali..aku mengenali dirinya. Sepatutnya dia juga mengenaliku. Dia juga patut tahu tentang aku yang mempunyai sekeping hati yang cepat terusik. Sehinggakan sepatah kata-kata pun mampu melukakan hati ini..

Andainya aku dikatakan punca kemarahannya..aku hanya mampu meminta maaf. Bukan mahu ku membuatnya marah. Tiada niatku untuk menyalakan bara kemarahannya. Aku akui.. itu lah kekuranganku..kecacatan ku.. namun..tidak perlu jua untuk menghina ku..memaki aku.. aku insan yang punya perasaan.. aku juga punyai hati yang perlu dijaga. Terlalu banyak luka di hati ini..mungkin luka itu sudah kering..tetapi..andainya terkena air..pasti akan pedih kembali.

Aku bukanlah harapkan yang sempurna untuk menjaga hati ini. kerna aku sedar..aku juga bukanlah seorang yang sempurna. Tetapi aku harapkan seorang yang sudi untuk menerima kekurangan aku. Menerima diri ini dengan seadanya. Bukan untuk dijadikan boneka. Bukan untuk dijadikan pintu yang boleh ditarik dan ditolak sesuka hati..

Sedaya upaya aku menjaga hatinya.. dengan harapan hatiku turut dijaganya. Bersungguh aku menyayanginya dengan harapan agar diri ini turut disayanginya. Mencuba untuk setia dengan harapan aku juga merasai nikmat kesetiaan darinya.




- andai kau tahu..-


Aku bukanlah seorang yang memilih yang terbaik. Tetapi cukuplah mengasihiku setulusnya. Memberikan aku kebahagian biarpun tidak berpanjangan. Kerana aku tahi tidak selalu manusia akan berada di atas. Malah, hidup ini diumpamakan seperti roda. Adakalanya kita akan berada di bawah dan adakalanya kita berada di atas. Aku sedar aku tidak akan sentiasa merasa bahagia itu kerana hidup ini sudah pun secukup rasa. Ada masam dan manisnya.

Namun aku disalah ertikan. Aku dikatakan mahu yang sempurna. Tidak! aku tidak mahukan kesempurnaan dalam hidup ini. Aku inginkan pelengkap. Aku tahu bahawa tiada siapa yang sempurna dalam hidup ini. Malahan aku sendiri tidak sempurna, masakan aku mahu mencari yang sempurna untuk diriku. Seolah-olah aku ini mementingkan diri sendiri.

Cukuplah buatku seorang teman yang memahami aku. Seorang teman yang ikhlasuntuk menyayangiku..Seorang teman yang benar-benar jujur dengan ku..Pabila aku menyerahkan hatiku padanya..dia pula seolah-olah mempermainkan hatiku. Dan menggunakan hatiku seperti alat mainan.

ketahuilah...aku hanya mahu yang sudi mencintaiku setulus hatinya..bukan untuk dijadikan boneka yang boleh diketawakan....







p/s:renew...


Monday, March 16, 2009

- andai kau mengerti..-



Bermula dengan perbualan kecil..lantas membina sebuah perhubungan. Sungguh singkat dirasakan namun aku tidak mengerti akan perasaan yang terbit buat si dia. Perasaan sayang yang tiba-tiba hadir. Perasaan ingin memiliki dan dimiliki dirasakan begitu kuat buatnya. Apabila bersamanya, aku rasakan bahagia dan begitu disayangi. Andai diturutkan aku mahu sentiasa bersamanya..meluangkan masa bersamanya.Kerna aku tahu dengan cara itu aku akan dapat mengenali dirinya lebih dalam. Namun keindahan itu tidak selamanya ada..bukan? hatiku goyah tatkala aku tergerak untuk membuka laman sosial nya. Apa yang aku temukan sungguh aku tak sangka. Kepercayaan yang aku serahkan buatnya menjadi pudar. Ragu-ragu terhadap perasaannya menjadi santapan hatiku. Tiada siapa pun dalam hidup ini mahu dirinya sentiasa berada di dalam keadaan ragu-ragu. Malahan, ragu-ragu merupakan perasaan yang amat tidak disukai Allah. Tambahan, perasaan ini adalah senjata syaitan untuk melemahkan hati dan iman umat manusia.

Mengapa sukar dimengerti perasaan dan hati ini? Apakah aku gagal mengenali diri ini sendiri? Atau apakah aku ini benar-benar lemah dan mudah di tarik dan ditolak sesuka hati?
Salahkah aku memohon pengertian darinya? Agar mengasihi diri ini dengan ikhlas. Supaya berlaku jujur dalam perhubungan ini.. tiap kali aku mencuba membuatnya faham tiap kali juga dia menyatakan ya. Namun apa yang dikatakan tidak seperti yang ditunjukkan kepadaku.
Terkadang aku sering mengelamun.Memikirkan diri ini. Di mana salahku? Di mana kurangku? Aku merasakan telah aku lakukan yang terbaik untuknya..supaya aku menjadi sempurna di matanya. Aku tahu,aku terlalu mencuba. Terlalu mencuba membuat dia mengerti tentang perasaanku yang ikhlas untuknya.. mencuba membuat dia mengetahui perasaan sayangku buatnya. mencuba membuat dia menyedari tentang kesetiaan ku padanya.


Adakalanya aku lelah kerana terlalu mencuba dan mencuba. Adakalanya aku berserah pada ketentuan. Tetapi..kuatkah aku? aku hanyalah insan biasa yang kadang-kala terganggu dek perasaan halus ku ini..Ada ketika aku merasakan aku seorang yang kuat. Mampu untuk membuat keputusan yang pastinya membuat aku menangis. Namun, ada masanya aku merasa terlalu lemah sehinggakan aku tak berdaya untuk berbuat apapun. Kejamkah aku pada diriku? Kejamkah aku pada hati dan perasaanku? Aku telah membiarkan hati ini terus dilukai tanpa sempat merasa bahagia. Aku membiarkan hati ini terus menangis tanpa aku sempat membiarkan ia mengukirkan senyuman. Ya..aku seorang yang kejam. Kejam pada diriku sendiri.

Maafkan aku wahai hati..



p/s :renew..
 

Template by BloggerCandy.com